Thursday, January 19, 2012

Mendorong Esemka Masuk Pasar Global

LUAR BIASA. Kata itu menjadi sangat sering terdengar akhir-akhir ini sebagai pernyataan kagum terhadap mobil hasil karya siswa SMK. Pujian, sanjungan, bahkan harapan, berdatangan dari segala penjuru. Semuanya berpendapat sama, bangsa Indonesia harus bangga terhadap kinerja anak bangsa tersebut. “Siswa SMK saja mampu membuat mobil, apalagi mahasiswa pergutruan tinggi teknik.” Artinya bangsa Indonesia yang selama ini dinilai hanya sebagai pengguna teknologi, ternyata juga mampu sebagai pencipta teknologi.
Sebetulnya sejak lama dalam hampir setiap pameran otomotif, ditampilkan mobil dan motor buatan orang Indonesia. Namun produk tersebut hanya sampai pada pameran saja. Tidak ada kelanjutannya. Samasekali tidak terdengar dukungan nyata dari pemerintah. Misalnya, mengambil alih produksi itu untuk diproduksi secara masal. Samasekali tidak ada gerakan menggunakan mobil produksi dalam negeri. Kita belum mendengar seruan presiden, misalnya, “Semua pejabat dan instansi diwajibkan menggunakan mobil nasional.”
Setiap tahun, ketika DPR dan DPRD ditawari mobil dinas, pasti mereka memilih mobil impor yang serba mewah. Di pemerintahan kota/kabupaten, selain walikota dan bupati, semua kepala dinas diberi mobil mewah produksi Jepang, Korea, atau Eropa. Tidak ada yang mengharuskan pimpinan dan anggota dewan, jajaran birokrat sampai eselon tiga menggnakan mobnas.
Adalah Walikota Solo, yang dengan gagah berani, mengganti mobil dinasnya dengan mobil Esemka. Langkah itulah yang justru mem-blow up mobil produksi anak-anak SMK tersebut. Kalau tidak, mungkin saja mobil Esemka itu hanya menjadi ajang praktek pelajaran otomotif para siswa SMK. Produk yang sangat membanggakan itu tidak akan muncul ke permukaan. Keberanian seperti itulah yang seharusnya dimiliki semua pejabat dari presiden sampai camat.
Bangsa kita, khususnya birokrat dan anggota dewan, lebih sering menimbang-nimbang kepatutan, kelayakan, serta masalah-masalah yang berkaitan dengan teknologi dan kemewahan. Penghargaan bangsa kita terhadap barang luar jauh lebih besar daripada kepada barang buatan dalam negeri. Bagaimanapun kualitasnya, barang impor selalu menjadi pilihan utama. Sepanjang perilaku seperti itu masih terus dipelihara, jangan harap mobil Esemka dan semua produk lokal akan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
Mobil Esemka akan memasyarakat apabila pemetrintah memberi contoh. Sudah saatnya pemerintah mengambil alih produk Esemka itu dan mengangkatnya menjadi produk nasional. Mengapa kita tidak meniru India yang bangga dengan Bajaj-nya, Italia dengan Fiat-nya? Tanpa bertanya kualitas, teknologi, kelayakan, mereka mendorong produk dalam negerinya sehingga produk itu bisa berbicara dalam kancah ekonomi dunia. Sampai-sampai Indonesia pernah dipenuhi dengan kendaraan bermerk Bajaj. Bahkan Bajaj digunakan sebagai kendaraan umum alternatif padahal kendaraan sejenis itu, bisa dibuat di dalam negeri. Jangankan bajaj, pesawat terbang saja bisa diproduksi di dalam negeri oleh anak bangsa sendiri.
Bangsa kita masih punya filsafat “kumaha nu dibendo”, apa kata pejabat. Untuk mendorong Esemka menjadi produk otomotif unggulan Indonesia harus dimulai oleh para pejabat. Kita butuh para pemberani seperti Walikota Solo, mau menggnakan mobil Esemka. Mengapa anggota dewan tidak mau memulainya? Mengapa Presiden tidak memerintahkan memasang plat nomor RI 1 pada mobil Esemka? Kalau diminta, Pindad atau PT-DI punya kemampuan teknologi, melapisi Esemka dengan lapisan antipeluru.
Memang semua harapan itu tidak bisa duilakukan secara serempak dan tiba-tiba. Semuanya membutuhkan proses. Perdagangan internasional (ekspor-impor) juga punya “etika”. Sebuah negara yang sudah menandatangani kerjasama perdagangan dan menganut sistem pasar bebas, tidak bisa begitu saja menghentikan impor. Masyarakat pasti maphum. Akan tetapi bukan hanya melanggar etika, bahkan dosa apabila pemerintah membiarkan produk dalam negeri mati karena tidak mampu bersaing, tidak digunakan oleh bangsanya sendiri.
Memajukan Esemka tidak berarti menutup impor atau industri perakitan mobil luar negeri. Biarkan mereka bersaing di pasar. Serahkan semuanya ke mekanisme pasar. Namun pemerintah wajib memberi contoh, agar bangsa ini cinta produk bangsanya sendiri. Doronglah Esemka dan mobnas lainnya, termasuk sepeda motor buatan dalam negeri, mampu bersaing di pasar domestik dan kelak bisa bicara di pasar global. *** .

1 comment:

  1. Rebat FBS TERBESAR – Dapatkan pengembalian rebat atau komisi
    hingga 70% dari setiap transaksi yang anda lakukan baik loss maupun
    profit,bergabung sekarang juga dengan kami
    trading forex fbsasian.com
    -----------------
    Kelebihan Broker Forex FBS
    1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
    2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
    3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
    4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
    5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANL LOKAL
    Indonesia dan banyak lagi yang lainya
    Buka akun anda di fbsasian.com
    -----------------
    Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
    Tlp : 085364558922
    BBM : fbs2009

    ReplyDelete